KATA
PENGANTAR
Kehidupan manusia semakin berkembang
dan sejahtera karena adanya bioteknologi, yang semakin berkembang.
Melalui makalah ini saya ingin
menjelaskan secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi
generasi muda. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang
bagaimana proses pembuatan tape singkong dan manfaat yang ada di balik tape
singkong sebagai proses fermentasi makanan.
Seperti pepatah mengatakan bahwa,
“Tak ada gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini tentu masih
mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca
khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang membantu, hingga selasai makalah ini. Semoga makalah ini
benar-benar bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Tape
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan
tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi
tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir
Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme
dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan
memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut
menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin
lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah,
seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape
tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol
1.2. Permasalahan
Sehubungan
dengan latar belakang masalah di atas, permasalahn yang dibahas dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah
proses fermentasi makanan itu?
2. Bagaimana
proses fermentasi pada tape?
3. Apa
kegunaan ragi dalam proses pembuatan tape singkong?
4. Ada
berapa macam langkah-langkah dalam proses pembuatan tape singkong?
1.3. Tujuan Penulisan Laporan
Makalah
Tujuan
penulisan karya tulis ilmiah:
1. Mendeskripsikan
pengertian fermentasi makanan dan menyebutkan faktor-faktor yang mendorong
terjadinya fermentasi makanan pada tape?
2. Mendeskripsikan
langkah-langkah proses pembuatan tape singkong?
3. Menjelaskan
tujuan fermentasi makanan?
4. Menyebutkan
nama jamur yang menyebabkan fermentasi pada tape singkong?
1.4. Metode Penulisan Laporan
Makalah
Makalah
ini dibuat dengan menggunakan metode pustaka dan metode pengamatan.
1.5. Kegunaan Laporan Makalah
Hasil
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi sekjolah khususnya dalam proses
belajar mengajar serta berguna bagi masyarakat umum. Makalah ini juga dapat
mengembangkan proses fermentasi makanan, khususnya yang terjadi pada tape
singkong dengan baik dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup dan proses di
dalamnya untuk menghasilkan produk tertentu. Bioteknologi memanfaatkan bakteri,
ragi, kapang, alga, sel tumbuhan, atau jaringan hewan. Penerapan bioteknologi
memadukan berbagai disiplin ilmu, seperti mikrobiologi, biokimia, genetika,
biologi molekuler, kimia, rekayasa proses, dan teknik kimia. Saat ini telah
dikembangkan berbagai penerapan bioteknologi, contohnya teknik rekombinasi gen,
kultur jaringan, hidroponik, radiasi, dan inseminasi buatan.
2.3 Pengertian Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula
adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain
dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
2.3 Pengertian Tapai
Tapai merupakan makanan selingan yang cukup popular di
Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai
singkong. Tapai memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alcohol, memiliki
aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan berair.
Tapai sebagai produk makanan cepat rusak karena adanya
fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehinnga harus
segera dikonsumsi. Namun demikian jika disimpan dalam tempat yang dingin maka
akan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut adalah
produk yang asam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi.
2.4 Ragi
Tapai
Starter yang digunakan untuk produksi tapai disebut ragi,
yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm.
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan
yang digunakan pada umumnya tetap menjadi rahasia di setiap pengusaha ragi.
Ragi dipanen setelah 2-5 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. Namun demikian pada ragi yang dibuat pada musim hujan akan dapat dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama.
Ragi dipanen setelah 2-5 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. Namun demikian pada ragi yang dibuat pada musim hujan akan dapat dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama.
2.6 Keunggulan tapai
Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1
(tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel
otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung
berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan
sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui
mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh,
terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan
mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya
tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat
toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus.
Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti
kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin
tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai
karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan
singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia.. Konsumsi
tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan
dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
2.7 Kelemahan tapai
Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi
pada darah dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri
yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada
orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita,
kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut,
konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta
penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
BAB
III
PROSES PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
v Alat :
- Baskom
- Kain Lap
- Kompor
- Panci Kukus
- Penyaring
- Piring
- Pisau
- Sendok & Garpu
v Bahan :
- Air secukupnya
- Daun pisang
- Ragi yang telah dihaluskan
- Singkong 2 kg
v Cara Kerja :
- Siapkan semua bahan.
- Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
- Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
- Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
- Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
- Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
- Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan
- Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
- Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan
- Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
- Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
DIAGRAM ALIR
PEMBUATAN TAPAI SINGKONG
3.2. Hasil Penelitian
Reaksi
dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan
Reaksi Kimia
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan
sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi (ATP)
Jalur
biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian
dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir
akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan Penelitian
Pembuatan
tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah
proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi
menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai
obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
Fermentasi
diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini,
sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik. "Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik. "Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
- Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
- Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
- Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
4.2. Saran
1.
Sebaiknya para pemuda dinekali ilmu
pengetahuan yang cukup supaya cepat diterapkan dalam setiap langkah
kehidupannya masing-masing.
2.
Kita harus menyambut fermentasi dengan
baik sehingga pemanfaatannya dapat kita rasakan dengan sendirinya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Berbagai macam cara untuk
mengolah susu agar menjadi lebih lama disimpan dan lebih menguntungkan bagi
yang mengkonsumsinya. Cara untuk mengolah susu menjadi produk olahan antara
lain berupa susu fermentasi.
Proses fermentasi susu antara lain bertujuan untuk membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan citarasa yang tidak diinginkan, dan memberi nilai tambah (Harper et.al., 1976). Keragaman citarasa pada susu fermentasi adalah sebagai akibat berubahnya komposisi kimia yang ada di dalam susu. Perubahan komposisi kimia susu, terjadi akibat fortifikasi oleh bakteri. Perubahan karbohidrat adalah salah satu perubahan yang penting peranannya di dalam susu fermentasi.
Proses fermentasi susu antara lain bertujuan untuk membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan citarasa yang tidak diinginkan, dan memberi nilai tambah (Harper et.al., 1976). Keragaman citarasa pada susu fermentasi adalah sebagai akibat berubahnya komposisi kimia yang ada di dalam susu. Perubahan komposisi kimia susu, terjadi akibat fortifikasi oleh bakteri. Perubahan karbohidrat adalah salah satu perubahan yang penting peranannya di dalam susu fermentasi.
Perubahan karbohidrat
menimbulkan berbagai macam perubahan komposisi senyawa lain di dalam susu
fermentasi. Fortifikasi oleh bakteri asam laktat pada susu dapat menghasilkan
produk susu fermentasi seperti yakult, yogurt, dan kefir. Produk susu
fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri asam laktatnya.
Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di dalam susu menjadi
berbagai
macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa dan galaktosa. Dalam makalah ini akan dibahas lebih spesifik lagi tentang pembuatan yakult.
macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa dan galaktosa. Dalam makalah ini akan dibahas lebih spesifik lagi tentang pembuatan yakult.
B.Rumusan
Masalah
Permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini meliputi :
1. Apa itu yakult, serta sejarahnya
2. Manfaat yakult
3. Proses pembuatannya
C.Metodelogi Penelitian
Dalam penulisan makalah ini,
penulis menggunakan metoda pustaka serta mengambil literatur dari
internet.
D.Tujuan dan
Manfaat
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.
Menambah pengetahuan mengenai
bagaimana proses pembuatan yakult
2.
Menjadi sumber literatur bagi
penulis lain yang membahas masalah serupa.
3.
Sebagai tugas mata kuliah
Dasar-dasar Bioproses, Program Studi Teknik
BAB II
PEMBUATAN YAKULT DENGAN MENGGUNAKAN
BAKTERI LACTOBACILLUS CASEI
E.Landasan Teori
a. Sejarah
Yakult
Yakult (Yakuruto?) adalah
minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari
fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteriLactobacillus
casei. Karena L. casei Shirota dapat ditemui dalam sistem
pencernaan, Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan.
Minuman yang mengandung bakteri yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan
bakteri jahat. Namanya berasal dari jahurto,
bahasa Esperanto untuk "yoghurt".
Yakult ditemukan oleh
doktor Minoru Shirota pada 1930. Pada1935, ia
mendirikan Yakult Honsha Co., Ltd. (Kabushiki-gaisha Yakuruto
Honsha?) untuk memasarkan minuman ini. Sejak saat itu, Yakult
telah memperkenalkan berbagai minuman yang mengandung bakteri Bifidobacterium breve,
dan telah menggunakan lactobacilli untuk mengembangkan kosmetika. Yakult Honsha
juga memainkan peran penting dalam penelitian obat kemotrapi irinotecan.
Yakult juga memiliki salah
satu tim bisbol terbesar di Jepang,Tokyo Yakult Swallows. Saat
ini, Yakult diproduksi dan dijual
diJepang, Asia, Australia, Amerika Latin, dan Eropa,
walaupun bakterinya masih diimpor dari Jepang.
b.Manfaat Yakult
Dengan mengkonsumsi Yakult
setiap hari berarti kita memasukkan sekurang-kurangnya 6,5 milyar bakteri Lactobacillus
casei Shirota strain hidup kedalam usus kita. Usus kita memainkan
peran yang penting dalam kesehatan kita. Bahkan proses penuaanpun dimulai dari
usus. Karena itu yang terpenting dalam menjaga kesehatan adalah menjaga
kesehatan usus. Manfaat Yakult adalah terletak pada bakterinya yang mampu hidup
sampai usus kita karena itu bakteri ini dapat memberikan manfaat seperti:
1. Mencegah gangguan pencernaan
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
3. Meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus
4. Mengurangi racun dalam usus
5. Membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
3. Meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus
4. Mengurangi racun dalam usus
5. Membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus.
c.Pembuatan Yakult
Yakult dibuat dengan cara
memfermentasi campuran susu bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus
casei Shirota strain, bakteri unggul hasil seleksi dan temuan Dr.
Minoru Shirota yang diteruskan sampai saat ini oleh Yakult Central Institute
for Microbiological Research.
Yakult dibuat dari bahan-bahan:
- bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup
- susu bubuk skim
- sukrosa dan glukosa.
- perisa
- air
Yakult tidak memakai bahan
pengawet. Yakult dapat bertahan sejak pembuatannya sampai dengan tanggal
kadaluwarsanya karena:
- asam laktat yang dihasilkan secara alami selama proses fermentasi dapat memperpanjang umur simpannya.
- pembuatannya secara hygienis
- penyimpanannya pada suhu dibawah 10°C
d.Bakteri
Lactobacillus casei Shirota strain
Lactobacillus casei Shirota strain adalah salah satu bakteri baik dalam
tubuh kita. Pada tahun 1930, almarhum Dr. Minoru Shirota, pendiri perusahaan
Yakult, telah berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakteri asam laktat dan
memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan terhadap cairan
pencernaan.
Di samping itu, Dr. Minoru
Shirota juga memperkuatnya sehingga menjadi strain baru yang unggul. Karena
itu, berbeda dengan bakteri lain, bakteri ini dapat menaklukkan berbagai
hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat
mencapai dan bertahan hidup dalam usus manusia.
Dari dalam usus bakteri ini
membantu meningkatkan kesehatan kita dengan cara mengaktifkan sel-sel
kekebalan, meningkatkan jumlah bakteri berguna, dan mengurangi jumlah bakteri
yang merugikan.
Yakult merupakan produk susu
fermentasi dengan menggunakan starter tunggal yaitu Dornic atau 0,5% asam
Lactobacillus casei. Kecepatan pertumbuhan bakteri ini berkisar 50 laktat
setelah 48 jam. Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk
golongan bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih
kecil dari pada Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan
Lactobacillus helveticus. Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam
laktat dan asam asetat, perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase (Kurman,
1992).
Pembuatan yakult menurut
Kurman (1992) adalah dengan cara susu disterilisasi terlebih selama 3 sampai 4
detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus C selama empat hari. Nilai gizi yakult
yaitu°caseidahulu pada suhu 140 C, 1,2%, lemak
0,1%,°protein (Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37 mineral
0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 g.
Menurut Margawani (1995),
Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk
dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan
dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga
mampu bertahan hidup hingga usus halus.
BAB III
PROSES FERMENTASI
Proses produksi yang pertama
disebut proses pembibitan dimana bakteri Lactobacillus casei yang
khusus didatangkan dari Jepang dicampur dengan glukosa dan susu bubuk skim.
Glukosa merupakan media bagi bakteri ini untuk hidup. Pembelahan bakteri ini
cukup lama sekitar 1 hari setiap pembelahannya. Proses ini dilakukan selama 1-4
hari didalam inkubator, setelah itu dipindakan kedalam inkubator yang berisi
sukrosa & aroma untuk membentuk yakon(Yakult Konsentrat) selama 1 minggu.
Kemudian diencerkan dengan air dan dikemas didalam botol plastik yang dibuat
dari polistiren.
Berikut dijelaskan
tahap-tahap pembuatan yakult beserta peralatannya:
A. Bahan
- Susu skim atau Susu UHT (1000 ml)
- Produk “yakult” (100 ml).
- Larutan gula pasir 100 ml
B. Alat
- Panci pemanas.
- Kompor.
- Termometer.
- Pengaduk.
- Botol kaca.
C. PROSES
PEMBUATAN
- Rebus susu skim atau susu UHT sebanyak 1 liter sampai mendidih selama 60 detik.
- Siapkan botol kaca, bersihkan dengan air dingin kemudian tutuplah ujung botol. Agar botol tersebut steril, maka rebuslah botol tersebut dalam air mendidih selama 60 detik.
- Angkatlah botol tersebut dari air panas, kemudian keringkan tanpa membuka tutup botol.
- Masukkan susu yang telah direbus, ke dalam botol. Biarkan hingga suhu botol dan susu tersebut kira-kira mencapai 45°C.
- Masukkan 200 ml yakult ke dalam 1000 ml susu.
- Tutup kembali botol tersebut, kemudian simpan dalam tempat tertutup dan hindari sinar matahari secara langsung.
- Setelah 24 jam, susu dalam botol telah berubah menjadi yakult.
- Tambahkan gula (kira-kira 1 sendok makan per 200 ml yakult). Yakult siap dikonsumsi.
- Yakult akan lebih nikmat jika dikonsumsi dalam keadaan dingin atau ditambah es batu
BAB IV
KESIMPULAN
Yakult merupakan minuman
susu fermentasi yang baik untuk kesehatan. Satu botol Yakult berisi lebih dari
6,5 milyar bakteriLactobacillus casei Shirota strain hidup. Produk
minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur. Perubahan
temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei Shirota
strain yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus dipertahankan
hidup, karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan, bakteri-bakteri
tersebut tidak lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu Yakult harus
selalu disimpan didalam pendingin (dibawah 10°C) karena penyimpanan didalam
pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/Seralia%20dan%20Umbi/tapai_singkong.pdf
Anonim.
20110. Fermentasi. (Online).http://makalahpenelitian.blogspot.com /2010/03/
makalah-penelitian-tentang-fermentasi.html(
diakses hari rabu tanggal 6 juni 2012)
Rizzarmindyarni. 2012. (online0 http://rizaarmindyarni.blogspot.com/2012/01/yakult.html (Diakses hari jum’at tanggal 8 juni
2012)
http://meitanteiamiterasu.wordpress.com/2011/07/04/ayo-mengenal-yakult-dan-membuat-yakult-susu-fermentasi/(Diakses hari jum’at tanggal 8 juni
2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar